1. IDENTITAS BUKU
Judul asli : The Known World
Penulis : Edward P. Jones
Penerjemah : Meda Satrio
Penyunting : Anton Kurnia
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : I – Juli 2006
Tebal : 653 hlm
Penulisan identitas buku di atas masih belum lengkap, karena tidak dituliskan tempat diterbitkannya buku tersebut, dan tebal halaman awal buku yang biasanya ditulis dalam angka romawi.
2. PEMBUKA RESENSI
Pembuka resensi disuguhkan secara jelas dan terperinci. Meliputi :
A. Pembukaan
Pernah satu masa dalam sejarah modern Amerika Serikat tercatatlah dengan tinta kelam episode perbudakan yang berlangsung hampir sepanjang abad 19. Orang-orang kulit hitam diperdagangkan selayaknya hewan ternak untuk selanjutnya dipekerjakan di rumah tangga-rumah tangga orang kulit putih sebagai pelayan, koki, tukang kebun, pengurus kuda, atau mengolah ladang dan kebun. Mereka akan terus menjadi hamba sahaya sepanjang hidup hingga mampu memerdekakan diri dengan bayaran ratusan dolar. Atau menunggu seorang tuan baik hati yang akan menghadiahkan kebebasan itu. Dan atau melarikan diri dengan risiko mati.
Ironisnya, ternyata bukan hanya orang kulit putih yang boleh memelihara budak. Orang negro pun - yang merdeka dan punya uang - dibenarkan oleh hukum setempat yang berlaku saat itu untuk memiliki dan memperjualbelikan budak.
Riwayat perbudakan ini, oleh Edward P.Jones, digubah menjadi sepenggal kisah memikat dalam bentuk novel berjudul The Known World.
B. Ringkasan Cerita
Tersebutlah seorang negro, Henry Townsend, tuan bagi 33 orang budak di negara bagian Virginia, Amerika Serikat yang baru saja mangkat meninggalkan seorang istri, Caldonia. Henry Townsend sebelumnya juga adalah budak milik William Robbins, seorang kulit putih terkaya di Virginia. Ia dimerdekakan oleh ayahnya, Augustus Townsend yang telah bebas lebih dahulu, dengan bayaran cukup mahal. Sebagai budak, Henry merupakan kesayangan Robbins karena patuh dan pandai mengurus kuda di samping keahlian utamanya membuat sepatu bot. Lantaran itulah, Augustus harus menebusnya dengan harga yang tinggi.
Setelah memperoleh kemerdekaannya, dengan pesat Henry meraih sukses dari bisnis sepatu botnya itu. Mulailah ia membeli sebidang tanah dari Robbins dan membangun rumah tinggal di atasnya dengan dibantu Moses, budak pertama yang juga dibeli dari mantan tuannya tersebut yang ditentang keras oleh ayahnya, Augustus. Kelak, Augustus tewas secara mengenaskan di tangan seorang kulit putih sebab menolak menjadi budak kembali.
Setelah kematian Henry, Caldonia meneruskan pengelolaan tanah pertanian mereka dibantu Moses sebagai pengawas para budak. Moses adalah orang kepercayaan Henry, karenanya Caldonia tanpa ragu menyerahkan tanggungjawab besar itu kepadanya. Seiring berjalannya waktu, Nyonya dan budaknya itu menjadi dekat hingga kemudian bersemi benih-benih asmara di antara keduanya. Hubungan cinta terlarang antara majikan dan budaknya yang harus dirahasiakan dari pengetahuan publik kendati keduanya sama-sama kulit hitam.
C. Tanggapan Resensator
Jalinan kisah kehidupan yang sangat menarik untuk diikuti. Plot yang tidak linier – sebentar meloncat ke masa lalu, sebentar ke masa kini, dan juga ke masa yang akan datang – justru menambah daya pikat dan keasyikan membaca novel ini sampai halaman terakhir. Di muka barangkali agak sedikit terasa membingungkan dengan begitu banyaknya menampilkan nama dan kejadian. Namun, lambat – laun kita malah dibuat tenggelam ke dalam ceritanya.
3. Macam atau Jenis Buku
Macam atau jenis buku yang diresensi tersebut menunjukkan jenis novel roman adat – istiadat atau kebudayaan. Hal itu dikarenakan novel tersebut terlahir dan terinspirasi oleh kebudayaan Amerika Serikat yang penuh dengan perbudakan hampir sepanjang abad 19.
4. Keunggulan Buku
Meliputi :
A. Organisasi Buku
Organisasi buku yang ditulis dalam resensi menunjukkan adanya keterpaduan. Alur yang disajikan juga imajinatif,menggunakan alur maju – mundur yang mampu menenggelamkan pembaca ke dalam ceritanya. Penuturan yang filmis tersuguh begitu jernih, jelas, hidup, dan rinci.
B. Isi Buku
Isi Buku di dalam resensi tergambar secara jelas, rinci. Hal itu didukung oleh karakter – karakter yang terjaga konsistennya dari awal sampai penghabisan.
C. Bahasa
Bahasa yang digunakan berdasarkan ringkasan cerita dalam resensi cukup baik, menggunakan bahasa yang mudah dipahami maksudnya, rinci dan jelas.
5. Nilai Buku
Karakter – karakter yang muncul tetap terjaga kensistensinya dari awal sampai penghabisan. Semuanya terasa wajar dan manusiawi; tak ada tokoh yang amat jahat, pun tak ada pula yang terlalu baik. Jones menempatkan tokoh – tokoh tersebut dalam wilayah abu – abu. Novel ini hadir bagaikan album foto, berisi rekaman peristiwa lengkap dengan catatan tahun kejadian. Jones menulis The Known World ini memang berangkat dari sepotong sejarah Amerika, khususnya Virgina, menjelang pecahnya Perang Saudara. Penuturan yang filmis tersuguh begitu jernih, jelas, hidup, dan rinci.
Karya cemerlang ini memenangi Pulitzer Prize tahun 2004. Ganjaran yang pantas diterima Edward P. Jones untuk novel debutannya tersebut. Sebelumnya, kumpulan cerpennya Lost in The City yang terbit tahun 1992, telah meraih PEN/Hemington Award.
6. Kelemahan Buku
Kelemahan buku yang ditulis dalam resensi sedikit, kurang menyediakan informasi kelemahan buku (contoh :….Di muka barangkali agak sedikit terasa membingungkan dengan begitu banyaknya menampilkan nama dan kejadian……).
keren banget reviewnya...
kyanya bukunya bagus ni...
@Nova Imoet: Makasih ya dah mampir n komentar.Masih dalam pembangunan blogq :)